gita galantari
Habis Ibadah Lanjut Belanja
Diperbarui: 19 Jan 2020
Berbelanja tidak bisa dipisahkan setiap kali melakukan perjalanan, khususnya untuk masyarakat Indonesia yang baik hati selalu memikirkan saudara, teman, tetangga, dan orang-orang terdekat. Itulah mengapa pedagang-pedagang di pelataran Masjidil Haram ini menggunakan Bahasa Indonesia dalam mempromosikan produknya meski terbatas tapi cukup untuk proses jual beli.
Produk mereka laris manis dikerubuti oleh Ibu-Ibu asal Indonesia, termasuk saya yang menemani Ibunda berbelanja, ya sembari ikut lirik-lirik dong barangkali ada yang pas di hati. Suatu kejadian yang menarik menurut saya karena si penjual ini keasikan promosi pake bahasa Indonesia, ada pembeli mungkin dari Turki bertanya pada saya dalam bahasa Inggris mengenai berapa harga gamis yang ditawarkan pedagang ini, kemudian ikut membeli. Berasa jadi asisten si abang penjual gamis ini.

Pedagang yang paling saya suka yaitu pedagang kain India ini. Motifnya beragam dan murah meriah tentunya. Jadi berasa di India. Pedagang kain India ini selalu melempar-lempar kainnya ke udara dan juga ke depan pembeli, sedikit heboh deh, padahal kan lagi konsentrasi milih kain.

Selain pedagang-pedangan di lua gerbang Masjidil Haram yang berdagang sambil memacu adrenalin karena suka dikejar-kejar semacam satpol pp, pusat perbelanjaan modern pun berada tidak jauh dari Masjidil Haram dan menjadi tempat untuk beli oleh-oleh, makan, atau sekedar cuci mata. Nah karena saya selalu membeli kartu pos dari berbagai tempat yang saya kunjungi, saya pun mencari-cari kartu pos di Mekah. Voila, ketemu dengan sebuah toko buku kecil yang menjual kartu pos, tidak banyak berpikir, langsug bungkus. Selama saya di Mekah - Madinah hanya toko buku kecil ini yang saya temukan menjual kartu pos.
